logo palembang
Benteng Kuto Besak: Saksi Bisu Kejayaan Kesultanan Palembang Darussalam
culture history

Benteng Kuto Besak: Saksi Bisu Kejayaan Kesultanan Palembang Darussalam

May 25, 2025
0 min read

Di tepian Sungai Musi yang legendaris, tepatnya di Jl. Sultan Mahmud Badaruddin, berdiri kokoh sebuah situs bersejarah yang menyimpan jutaan kisah kejayaan masa lalu Palembang: Benteng Kuto Besak (BKB). Lebih dari sekadar tumpukan batu bata, benteng ini adalah simbol kekuatan Kesultanan Palembang Darussalam, pusat pertahanan, dan mahakarya arsitektur yang tetap memancarkan pesonanya hingga kini. Keberadaannya bukan hanya penanda geografis, melainkan juga jendela waktu yang membawa kita kembali ke era di mana Palembang adalah salah satu kekuatan maritim dan perdagangan terbesar di Nusantara.


Sejarah Pembangunan: Dari Visi Sultan hingga Perlindungan Negeri

Pembangunan Benteng Kuto Besak merupakan proyek ambisius yang digagas oleh Sultan Mahmud Badaruddin I (Jayo Wikramo) pada abad ke-18. Visi beliau adalah membangun sebuah benteng pertahanan yang kuat dan megah untuk melindungi pusat pemerintahan Kesultanan Palembang Darussalam dari ancaman luar, terutama dari kekuatan kolonial Belanda yang semakin agresif. Selain itu, benteng ini juga berfungsi sebagai simbol kekuasaan dan kemakmuran kesultanan.

Proses pembangunan benteng ini memakan waktu yang sangat panjang, yaitu selama 17 tahun, dimulai pada tahun 1780 M dan selesai pada tahun 1797 M. Pembangunan yang demikian lama menunjukkan tingkat kerumitan dan skala proyek yang sangat besar pada masa itu. Benteng ini dirancang sebagai sebuah kompleks yang mandiri, dilengkapi dengan berbagai fasilitas di dalamnya, termasuk istana kesultanan, barak prajurit, gudang senjata, dan fasilitas lainnya.

Secara geografis, lokasi Benteng Kuto Besak sangat strategis. Dibangun di atas sebuah "pulau" atau daratan yang dikelilingi oleh air, dengan Sungai Musi di bagian Utara, Sungai Sekanak di bagian Barat, dan Sungai Tengkuruk di bagian Timur. Penempatan ini secara alami memberikan perlindungan berlapis dan sulit ditembus musuh. Sungai-sungai ini berfungsi sebagai parit alami yang mengelilingi benteng.

Namun, seiring dengan perubahan zaman dan dominasi pemerintahan kolonial Belanda, lanskap di sekitar benteng mengalami perubahan. Pada sekitar tahun 1930-an, Pemerintah Belanda melakukan penimbunan beberapa sungai yang mengelilingi benteng. Sungai Sekanak di bagian Barat ditimbun untuk perluasan wilayah daratan. Sementara itu, Sungai Tengkuruk di bagian Timur, yang juga seperti Sungai Kapuran, ditimbun dan dialihfungsikan menjadi jalan. Penimbunan ini mengubah konfigurasi alami benteng, namun tidak mengurangi nilai historis dan kekuatan strukturnya.

Meskipun kokoh, Benteng Kuto Besak akhirnya jatuh ke tangan Belanda setelah pertempuran sengit yang dikenal sebagai Perang Menteng pada tahun 1819. Setelah itu, benteng ini sempat digunakan oleh Belanda sebagai pusat pertahanan mereka. Namun, hingga kini, keberadaannya tetap menjadi pengingat akan kegigihan dan kedaulatan Kesultanan Palembang Darussalam.


Fakta Menarik dan Keunikan Benteng Kuto Besak

  1. Satu-satunya Benteng Keraton yang Terawat di Indonesia: Benteng Kuto Besak adalah salah satu dari sedikit benteng keraton di Indonesia yang masih berdiri kokoh dan cukup terawat hingga saat ini. Keberadaannya menjadi bukti kemajuan teknologi dan arsitektur pada masanya.

  2. Dinding Tebal dan Kokoh: Dinding Benteng Kuto Besak memiliki ketebalan yang luar biasa, mencapai sekitar 2 meter dan tinggi sekitar 10 meter. Bahan utamanya adalah batu bata yang direkatkan dengan campuran kapur dan pasir, menunjukkan kekuatan dan daya tahan yang luar biasa.

  3. Memiliki Empat Pintu Gerbang: Benteng ini dilengkapi dengan empat pintu gerbang utama yang mengarah ke berbagai penjuru mata angin:

    • Pintu Gerbang Utama (Gerbang Barat): Menghadap ke Sungai Musi, tempat keluar masuk kapal dan perahu.

    • Pintu Gerbang Darat (Gerbang Timur): Menghadap ke daratan, kini menjadi Jl. Sultan Mahmud Badaruddin.

    • Pintu Gerbang Utara: Menghadap ke arah Sungai Musi.

    • Pintu Gerbang Selatan: Menghadap ke arah daratan. Setiap gerbang memiliki fungsi strategis dalam pertahanan dan mobilitas.

  4. Desain Arsitektur Pertahanan: Benteng Kuto Besak tidak hanya kokoh secara struktur, tetapi juga dirancang dengan mempertimbangkan aspek pertahanan. Terdapat lubang-lubang intip (celah tembak) dan pos-pos penjagaan di sepanjang dinding benteng.

  5. Peran dalam Sejarah Kolonial: Benteng ini menjadi saksi bisu berbagai konflik antara Kesultanan Palembang dengan VOC/Belanda. Beberapa kali benteng ini diserang dan dipertahankan dengan gigih oleh prajurit kesultanan.

  6. Dibangun oleh Tukang Bangunan Lokal: Meskipun ada dugaan pengaruh arsitektur Eropa, pembangunan Benteng Kuto Besak secara signifikan dilakukan oleh para tukang bangunan lokal (rakyat Palembang sendiri) yang menunjukkan kemampuan dan keahlian mereka dalam bidang konstruksi.


Dampak bagi Masyarakat

Keberadaan Benteng Kuto Besak memiliki dampak yang mendalam bagi masyarakat Palembang, baik di masa lalu maupun sekarang:

  1. Pusat Pertahanan dan Keamanan: Di masa Kesultanan, benteng ini menjadi jaminan keamanan bagi rakyat dan pusat pemerintahan. Ia melindungi kota dari serangan musuh, memberikan rasa aman, dan memungkinkan perdagangan serta kehidupan berjalan lancar.

  2. Simbol Kedaulatan dan Kebanggaan: Benteng Kuto Besak adalah simbol nyata dari kedaulatan Kesultanan Palembang Darussalam. Keberadaannya menumbuhkan rasa bangga di kalangan rakyat dan menunjukkan kekuatan serta kemandirian mereka di tengah intrik kekuatan asing.

  3. Pusat Pemerintahan dan Administrasi: Di dalam benteng inilah roda pemerintahan Kesultanan berputar. Keputusan penting dibuat, hukum ditegakkan, dan kehidupan masyarakat diatur dari pusat ini.

  4. Daya Tarik Wisata Utama: Saat ini, Benteng Kuto Besak adalah salah satu destinasi wisata unggulan di Palembang. Keindahan arsitekturnya, nilai sejarahnya, dan lokasinya yang strategis di tepi Sungai Musi menarik ribuan wisatawan setiap tahun. Hal ini memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata dan ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan mempromosikan budaya Palembang.

  5. Pusat Kegiatan Komunitas: Area di sekitar Benteng Kuto Besak seringkali menjadi tempat berbagai acara budaya, festival, dan kegiatan komunitas. Lapangan di depannya menjadi ruang terbuka publik yang populer bagi warga untuk bersantai, berolahraga, atau menikmati pemandangan Sungai Musi.

  6. Sumber Edukasi Sejarah: Benteng ini berfungsi sebagai "museum hidup" yang memberikan edukasi tentang sejarah Palembang, sistem pertahanan tradisional, dan kehidupan Kesultanan di masa lalu. Ini sangat penting untuk menanamkan kesadaran sejarah dan kecintaan akan warisan budaya pada generasi muda.


Cara Akses Menuju Benteng Kuto Besak

Benteng Kuto Besak terletak di lokasi yang sangat strategis di pusat Kota Palembang, menjadikannya mudah dijangkau dengan berbagai moda transportasi:

  1. Dengan Light Rail Transit (LRT) Palembang: Ini adalah pilihan paling modern dan cepat. Stasiun LRT terdekat adalah Stasiun Ampera atau Stasiun Sultan Mahmud Badaruddin II. Dari Stasiun Ampera, Anda bisa berjalan kaki sekitar 10-15 menit menyusuri tepian Sungai Musi atau menggunakan angkutan online/lokal jarak pendek. Dari Stasiun Sultan Mahmud Badaruddin II (yang berada di dekat Bandara), Anda bisa melanjutkan perjalanan dengan transportasi online atau taksi menuju lokasi.

  2. Dengan Taksi atau Transportasi Online: Layanan taksi konvensional maupun aplikasi transportasi online (Gojek/Grab) sangat mudah ditemukan di Palembang. Cukup masukkan "Benteng Kuto Besak" atau "Jl. Sultan Mahmud Badaruddin" sebagai tujuan Anda. Ini adalah pilihan yang nyaman dan langsung sampai ke lokasi.

  3. Dengan Kendaraan Pribadi: Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi, Benteng Kuto Besak terletak di kawasan yang cukup padat. Tersedia beberapa area parkir di sekitar lokasi, namun pada jam-jam sibuk atau saat ada acara, mencari tempat parkir mungkin sedikit menantang.

  4. Dengan Perahu Ketek: Untuk pengalaman yang unik dan pemandangan yang berbeda, Anda bisa menyewa perahu ketek dari dermaga di bawah Jembatan Ampera atau di sekitar kawasan Sungai Musi lainnya. Perahu ini akan mengantarkan Anda langsung ke dermaga di depan Benteng Kuto Besak, memberikan perspektif yang indah dari arah sungai.

Benteng Kuto Besak bukan hanya bangunan tua, melainkan sebuah monumen hidup yang menceritakan tentang kejayaan, perjuangan, dan identitas Palembang. Mengunjunginya adalah menyelami lembaran sejarah yang megah dan merasakan napas masa lalu yang masih sangat terasa hingga kini.

Tags

culture history

Share This Article

Subscribe to Our Newsletter

Get notified about new articles on culture history and other topics.

Popular Tags

FoodCultureReligionTraditionsHistoryGlobalHeritageModern