logo palembang
Jembatan Ampera: Jantung dan Jiwa Kota Palembang
culture history

Jembatan Ampera: Jantung dan Jiwa Kota Palembang

May 24, 2025
0 min read

Jembatan Ampera: Jantung dan Jiwa Kota Palembang

Palembang, sebuah kota yang sarat akan sejarah dan budaya di Sumatera Selatan, memiliki sebuah ikon megah yang tak hanya berfungsi sebagai penghubung fisik, tetapi juga sebagai denyut nadi dan lambang kebanggaan masyarakatnya: Jembatan Ampera. Melintasi Sungai Musi yang legendaris, jembatan ini bukan sekadar infrastruktur, melainkan sebuah mahakarya arsitektur yang menyimpan cerita panjang dan menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di Indonesia.

Sejarah di Balik Megahnya Ampera

Nama Ampera sendiri merupakan akronim dari "Amanat Penderitaan Rakyat", sebuah nama yang sarat makna dan merefleksikan semangat perjuangan bangsa Indonesia. Pembangunan jembatan ini digagas sejak era Presiden Soekarno, dengan tujuan utama menghubungkan dua daratan Palembang yang dipisahkan oleh Sungai Musi: Seberang Ulu dan Seberang Ilir.

Proyek ambisius ini dimulai pada tahun 1962 dengan bantuan dana pampasan perang dari Jepang. Arsitektur jembatan ini terinspirasi dari Jembatan Akashi Kaikyō di Jepang, dan pada awalnya memiliki bagian tengah yang bisa diangkat ke atas untuk memungkinkan kapal-kapal besar melintas di bawahnya. Fitur unik ini, meskipun telah dinonaktifkan sejak tahun 1970-an karena alasan operasional dan keamanan, tetap menjadi bagian menarik dari sejarahnya. Jembatan Ampera diresmikan pada tahun 1965, menjadi simbol kemajuan dan persatuan bagi Palembang.

Arsitektur dan Daya Tarik

Dengan panjang sekitar 1.177 meter dan lebar 22 meter, Jembatan Ampera menjulang gagah di atas Sungai Musi. Struktur rangkanya yang kokoh dan warnanya yang kini didominasi abu-abu keperakan (setelah beberapa kali penggantian warna) membuatnya mudah dikenali. Pada malam hari, Jembatan Ampera bertransformasi menjadi pemandangan yang memukau dengan lampu-lampu yang menerangi seluruh strukturnya, memantulkan cahayanya di permukaan sungai yang tenang.

Selain fungsi utamanya sebagai jalur transportasi, Jembatan Ampera juga menjadi magnet bagi wisatawan. Dari atas jembatan, Anda bisa menyaksikan panorama Sungai Musi yang sibuk dengan perahu-perahu ketek (perahu motor tradisional) dan kapal-kapal besar yang lalu-lalang, serta aktivitas masyarakat di tepian sungai. Pemandangan matahari terbit atau terbenam dari Jembatan Ampera adalah pengalaman yang tak terlupakan, menciptakan siluet indah yang sempurna untuk diabadikan dalam foto.

Aktivitas di Sekitar Jembatan Ampera

Kunjungan ke Jembatan Ampera tak lengkap tanpa menjelajahi area sekitarnya:

  • Pulau Kemaro: Sebuah pulau kecil di tengah Sungai Musi yang bisa dijangkau dengan perahu ketek. Di sana terdapat pagoda megah dan kelenteng tua yang menjadi pusat perayaan Cap Go Meh.

  • Benteng Kuto Besak: Salah satu peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam yang megah, kini berfungsi sebagai kompleks militer. Anda bisa menikmati pemandangan benteng dari tepian sungai.

  • Pasar Sekanak (Pasar Apung): Di beberapa waktu, Anda bisa menemukan pasar terapung tradisional yang menjual berbagai jajanan dan kebutuhan sehari-hari.

  • Wisata Kuliner: Di sekitar Jembatan Ampera, Anda akan menemukan banyak sekali warung makan yang menyajikan hidangan khas Palembang seperti pempek, tekwan, model, mie celor, dan pindang patin. Jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kelezatan kuliner lokal.

Cara Menuju Jembatan Ampera

Jembatan Ampera terletak di jantung Kota Palembang, sehingga sangat mudah diakses dari berbagai penjuru.

  • Dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (PLM):

    • Trans Musi (Bus Rapid Transit): Ini adalah pilihan yang paling ekonomis dan nyaman. Anda bisa naik Trans Musi dari bandara dan turun di halte Jembatan Ampera. Waktu tempuh sekitar 45-60 menit tergantung lalu lintas.

    • Taksi Online/Konvensional: Pilihan tercepat dan paling nyaman, namun dengan biaya yang lebih tinggi. Perjalanan sekitar 30-45 menit.

    • Damri: Tersedia bus Damri dari bandara menuju pusat kota, Anda bisa turun di dekat Jembatan Ampera.

  • Dari Stasiun Kereta Api Kertapati:

    • Trans Musi atau Angkutan Umum: Anda bisa naik Trans Musi atau angkutan umum lainnya yang menuju pusat kota dan turun di sekitar Jembatan Ampera.

    • Taksi Online/Konvensional: Pilihan paling mudah.

  • Dari Pusat Kota Palembang:

    • Berjalan Kaki: Jika Anda menginap di area sekitar pusat kota, Anda bisa berjalan kaki menuju Jembatan Ampera, terutama jika Anda berada di kawasan Jl. Jenderal Sudirman atau Jl. Merdeka.

    • Angkutan Umum: Banyak rute angkutan umum (angkot) melewati atau dekat Jembatan Ampera.

    • Taksi Online/Becak: Pilihan yang nyaman dan cepat.

Tips Berkunjung

  • Waktu Terbaik: Kunjungi pada sore hari menjelang senja untuk menyaksikan matahari terbenam yang indah, atau pada malam hari untuk menikmati gemerlap lampu jembatan.

  • Berhati-hati: Jembatan ini adalah jalur ramai, jadi selalu perhatikan lalu lintas jika Anda berjalan kaki di trotoarnya.

  • Transportasi Air: Cobalah sensasi menyeberangi Sungai Musi dengan perahu ketek untuk pengalaman yang berbeda dan pemandangan jembatan dari bawah.

  • Jaga Kebersihan: Selalu buang sampah pada tempatnya untuk menjaga keindahan ikon Palembang ini.

Jembatan Ampera bukan hanya sebuah struktur baja dan beton, melainkan sebuah permata yang memancarkan pesona sejarah, budaya, dan kehidupan Kota Palembang. Mengunjungi jembatan ini adalah cara terbaik untuk merasakan denyut nadi kota dan menyelami kekayaan warisan Sumatera Selatan.

Tags

culture history

Share This Article

Subscribe to Our Newsletter

Get notified about new articles on culture history and other topics.

Popular Tags

FoodCultureReligionTraditionsHistoryGlobalHeritageModern