logo palembang
Tari Tanggai: Keanggunan Sambutan Khas Palembang
culture

Tari Tanggai: Keanggunan Sambutan Khas Palembang

May 1, 2025
0 min read

Tari Tanggai: Keanggunan Sambutan Khas Palembang

Palembang, kota dengan sejarah panjang dan peradaban yang kaya, tidak hanya dikenal dengan Jembatan Ampera atau kelezatan pempeknya. Lebih dari itu, kota ini juga memiliki warisan budaya yang aduhai, salah satunya adalah Tari Tanggai. Tari ini bukan sekadar gerak tubuh yang indah, melainkan sebuah manifestasi keanggunan, keramahan, dan kekayaan tradisi yang telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Palembang.

Sejarah dan Filosofi

Tari Tanggai merupakan tarian penyambutan tradisional yang berasal dari Kerajaan Sriwijaya, nenek moyang Kota Palembang. Awalnya, tarian ini ditarikan sebagai bagian dari upacara adat atau ritual keagamaan untuk menyambut tamu-tamu agung kerajaan. Seiring berjalannya waktu, Tari Tanggai mengalami perkembangan dan adaptasi, hingga kini menjadi tarian wajib untuk menyambut tamu penting, acara resmi, pernikahan, hingga festival kebudayaan.

Nama "Tanggai" sendiri merujuk pada hiasan kuku imitasi yang dikenakan oleh para penari di jari-jari mereka. Tanggai ini terbuat dari tembaga atau perak, melengkung dan memanjang, memberikan kesan lentik dan anggun pada setiap gerakan tangan. Filosofi di balik tarian ini adalah simbol penghormatan, keramahan, dan doa restu bagi tamu yang datang, mencerminkan sifat terbuka dan ramah tamah masyarakat Palembang.

Gerakan dan Kostum

Tari Tanggai dibawakan oleh lima orang penari wanita atau lebih, masing-masing dengan keanggunan dan keselarasan gerakan yang memukau. Gerakan-gerakan dalam Tari Tanggai didominasi oleh gemulai tangan yang dihiasi tanggai, diikuti dengan langkah kaki yang perlahan, dan ekspresi wajah yang ramah. Setiap gerakan memiliki makna tersendiri, menggambarkan proses penyambutan, pemberian persembahan, hingga pengucapan doa.

Musik pengiringnya adalah gamelan khas Palembang dengan irama yang lembut dan menenangkan, memberikan nuansa sakral namun tetap ceria. Alat musik yang biasanya digunakan antara lain gong, gendang, rebana, biola, dan akordion.

Kostum penari Tari Tanggai juga sangat khas dan mewah. Mereka mengenakan "Aesan Gede" atau "Aesan Paksangko" yang merupakan busana adat pengantin Palembang. Pakaian ini terbuat dari kain songket Palembang yang berwarna-warni dengan motif emas yang megah, dipadukan dengan aksesoris kepala yang tinggi (tepak) dan kalung bertingkat (kemben), serta perhiasan lain yang gemerlap. Busana ini tidak hanya menambah keindahan visual, tetapi juga menunjukkan status dan kehormatan yang diberikan kepada tamu.

Makna dan Peran dalam Masyarakat

Di era modern ini, Tari Tanggai tetap memegang peranan penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Palembang. Keberadaannya menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini, menjaga tradisi leluhur tetap hidup di tengah gempuran modernisasi.

  • Simbol Keramahan: Tari Tanggai adalah wujud paling nyata dari keramahan masyarakat Palembang. Tamu yang disambut dengan tarian ini akan merasa terhormat dan diterima dengan tangan terbuka.

  • Pendidikan dan Pelestarian: Generasi muda Palembang terus diajarkan Tari Tanggai di sekolah-sekolah dan sanggar seni, memastikan bahwa warisan ini tidak punah.

  • Daya Tarik Wisata: Tari Tanggai seringkali menjadi daya tarik utama dalam berbagai acara pariwisata dan festival budaya, memperkenalkan kekayaan Palembang kepada dunia.

Tari Tanggai adalah cerminan dari jiwa Palembang: anggun, ramah, dan kaya akan sejarah. Menyaksikan pertunjukan Tari Tanggai bukan hanya menikmati sebuah tarian, melainkan menyelami kearifan lokal dan merasakan kehangatan sambutan dari "Bumi Sriwijaya".

Tags

culture

Share This Article

Subscribe to Our Newsletter

Get notified about new articles on culture and other topics.

Popular Tags

FoodCultureReligionTraditionsHistoryGlobalHeritageModern